Kamis, 26 Desember 2019

INTRODUCTION

Seperti yang kalian tau, aku adalah perempuan dari desa yang dibesarkan dari keluarga petani. Tinggal di pinggiran Provinsi DIY yang lebih dekat dengan gunung dan batu dari pada kota dan pantai. melampaui pendidikan wajar di sekolah negeri yang tidak terlalu populer dan lanjut kuliah di jogja dengan kampus yang tidak terlalu popular juga. pergaulanku biasa dan cenderung kuper, bahkan aku baru memahaminya setelah aku kuliah di jogja. Beberapa hal yang ingin aku ceritakan kali ini hanya berfokus pada kesenanganku, perjalanan hidup yang ingin aku ceritakan, dan aku bagikan. Selebihnya hanya bisa menjadi pelengkap narasi. maka dari itu, kita mulai saja. 


AWAL MULA 

Pada saat itu kurang lebih 1 tahun sebelum aku menikah, ak bertemu dengan teman sekolah sewaktu SMA, aku pastikan kalo itu benar dia, laki laki yang dulu pernah duduk sebangku waktu ujian semester karna kami memang beda kelas, pada saat itu sistim ujian masih silang dengan kelas lain. Hanya itu kami bertemu pada saat SMA. Aku ingat, dia tidak. Kami hanya menyapa dan ngobrol biasa, bertanya kabar dan domisili. Saat itu aku masih kuliah di Jogja dan dia sudah lulus, bekerja di salah satu perusahaan perencanaan. Suatu ketika dia sedang berada di jogja, menghubungiku untuk mampir ke kosan, awalnya aku ragu dia akan benar mampir. Beberapa menit setelah komunikasi dia telepon bilang kalau sudah sampai di depan kos. Aku ragu untuk keluar dan akhirnya aku beranikan diri untuk menemuinya. Pertemuan pertama setelah sekian tahun. Kami ngobrol di ruang tamu, bertanya kabar, basabasi tentang pekerjaannya dia dan kuliahku. Sesekali bercerita tentang teman-teman SMA dulu. Suasana cukup canggung meskipun obrolan tetap berlangsung. Untuk pertemuan pertama tidak ada buruknya. Saat dia berpamitan ada beberapa kali tatapan dia atau cara bicara dia yang mengisyaratkan sesuatu, sebenarnya aku sendiri juga sering memperhatikan dia dalam diam, gerak gerik, pakaian, cara bicara, pemilihan topik dan kosakata. Benar dia cerdas, pintar, prinsipil, perfectionis. tapi ada hal lain yang aku belum bisa memaknai.

2 komentar: