Kamis, 26 Desember 2019

MENGGILA Bagian 1


Beberapa hari setelah kepulangannya dari jakarta dia mengajakku jalan jalan. Belum ada rencana mau kemana kita, dan tidak ada reques dari dia tentang apa yang akan aku kenakan.
Hari hari sebelumnya kami lebih inten ngobrol lewat chat. Obrolan apapun. Dari yang sederhana hingga perkara sensitif. Dari permasalahan umum hingga urusan pribadi dan privasi.
Semakin lama aku semakin nyaman dengan dia. 

Hingga saat itu tiba, dia menghampiriku pagi menjelang siang. Aku menemuinya di ruang tamu seperti biasa dengan baju rumahan. Belum ada tujuan pasti kita mau kemana yang pada akhirnya keputusan kita akan ke taman sari. 

Aku ijin untuk ganti baju dan persiapan. Saat beranjak dia bilang :
" Pake tengtop aja!"
Aku diam tak berucap. 
"Nanti di tutup cardigan, kamu masih bisa pake jilbab" lanjutnya.

Merinding aku mendengar perintahnya, pasti akan terjadi hal lebih. Pikirku. 

"Harus ya?" Protesku

"Enggak, aku lagi pengen lihat kamu sexy aja, tp kalo keberatan ya pakai baju sesukamu" jawab dia.

Telapak tanganku berkeringat, dadaku berdegup. Apa apan ini? Apa aku harus menurutinya? Tapi dia ngasih kebebasan aku pakai baju apapun.

Entah apa yang aku pikirkan saat itu hingga aku memutuskan menuruti permintaannya. 

Jelas saja. Tengtop hitam yang tersisa pada saat itu. Model tali dengan belahan dada agak kebawah. 
Berulang kali aku mematut diri di depan cermin. 
Badanku kecil. Perut kecil. Lengan kecil. 
Payudaraku begitu menonjol. Apa lagi dengan setelan ini. 
Ahhhhh. Aku bergidik. 

Kami berjalan tanpa arah, memutari jogja dengan tanpa tujuan. Banyak obrolan yang terjadi selama perjalanan. Tentu saja selalu hangat dan menyenangkan. Entah, dia selalu pandai membawaku dalam suasana yang menyenangkan. 

Aku mengajaknya ke malioboro, memang aku ingin membeli beberapa aksesories dan kaos pesanan adikku. 

Di sepanjang jalan dia cerita apapun, tentang jogja, dan tempat temoat yang sudah dia kunjungi. Dan dengan siapa - yang sebenarnya aku tidak peduli.

Kami parkir di dekat pasar bringharjo, saat itu malioboro belum terlalu tertib seperti sekarang. Kami berjalan menyusuri teras berbaur dengan pedagang dan pengunjung lain. 

Saat berjalan aku menggenggam erat pengannya, untuk menjaga diriku sendiri. Saat itu aku masih rapih, cardigan aku ikat pake jarum di depan, jilbab masih terjulur dengan rapi. 

Tapi masih saja diriku tidak lepas dari pandangan orang. Setiap kali aku berpapasan dengan laki laki, pasti setelah menatapku lalu memandang ke area dadaku. 

Bahkan saat berdesakan ada beberapa yang sengaja menyenggolkan badannya ke arahku. Pantat bahkan dada dengan berbagai cara. Tapi aku selalu bersembunyi di dekapan lengan dia.

Hingga aku tak sadar, jarum yang aku pakai buat mengikat cardiganku di depan pun hilang, terlepas dan aku gak tau itu kapan. 

Dengan riuhnya malioboro dan desakan, tak bisa di tahan cardiganku tersingkap ke kanan kiri hingga belakang. 

Aku mulai berkeringat, menahan banyak hal...

Setelah aku mendapatkan apa yang aku cari, aku mengajaknya pindah tempat. Kami menuju parkiran, saat berjalan itu aku baru bilang kalo aku malu. Sudah tidak bisa lagi menutup cardigan karna jarumnya ilang. Dan aku kembali protes karna banyak mata yang melihat ke arah situ.

"Bagus dong, kan kamu menarik." Itu jawaban singkatnya.

Dia mengajak ke taman sari. Mumpung masih dekat. Tapi sesaat kami mampir ke tempat ibu yang jual es dawet di depan pintu parkir. Tidak ada hal lebih selain aku menjadi objek yang dilihat setiap orang yang melintas.

Saat ini aku mulai cuek. 

Entah karna sudah kepalang tanggung atau tidak ada pilihan lain. 

Mulai lah kami berjalan menuju ke tamansari yang tidak jauh dari malioboro. 

Dalam perjalanan yang hanya 10 menit, kami ngobrol. Dan obrolan yang berubah presepsiku.

"Kamu merhatiin gak ekspresi orang yang melihat kamu?" Tanya dia.

"Ngapain aku ngelihatin, yang ada aku malu." Jawabku kesal.

Coba deh lihat ekspresi orang yang kagum sama kamu, pasti seru." Imbuh dia yang membuatku makin kesal..

"Serunya dimana coba? Diliatin dengan tatapan seperti itu. Aku seperti orang yang aneh." Jawabku dengan kesal. 

"Mereka melihat kamu yang sexy, dan mereka kagum. Makanya kadang melihat ulang" Jelasnya dengan santai.

"Banyak kok yang sexy dengan rok mini atau belahan dada" Aku mencoba mengalihkan pujian dia.

"Beda. Sexy yang seperti itu tidak membuat orang penasaran. Sexy yang berjilbab lebih membuat mereka penasaran. Makanya kamu lebih menarik daripada yang pake rok mini atau belahan dada terlihat." Jelasnya. 

Aku terdiam.

Aku tidak terlalu mengerti cara pandang laki laki. Bukankah perempaun sexy selalu menarik bagi mereka. Tapi dia berbeda. 

Ahh entah lah. Saat ini aku hanya merasa nyaman bersama dia dan entah, bagaimana aku bisa menuruti permintaannya yang aku sendiri baru sekali melakukannya.

Belum sempat aku memproses semua kalimatnya, kami sampai di parkir taman sari. Saat berjalan menuju loket, aku minta ijin untuk ke toilet. Sembari menunggu dia membeli tiket untuk 2 orang. Aku terdiam cukup lama di toilet. 

Dan. 

Celanaku basah.

Apa maksudnya? Apakah aku horny? 

Yang aku rasakan hanya debar. Dan dia belum menyentuhku. 

Ada apa denganku saat ini.

Saat keluar toilet dia telah menunggu di samping pintu. Belum sempat terucap kata dia mendatangiku, menarik jilbabku ke atas, mengikatnya di belakang leherku. Sontak belahan payudaraku terlihat. 

Aku hendak protes, belum sempat keluar suraku dia berucap.

"Coba perhatikan ekspresi orang yang melihatmu lebih dalam. Mereka kentang pasti melihatmu." Ucap dia.

"Kentang gimana?" Tanyaku dengan tanpa ekspresi. Aku masih bingung dengan perlakuan dia. 

"Mereka melihat perempuan sexy. Berjilbab. Yang ada dalam pikiran mereka adalah penasaran sama kamu. Ingin mengenal bahkan memilikimu. Tapi di tempat umum jadi mereka tidak bisa berbuat apa apa." Jelas dia.

Aku masih terdiam mencoba mencerna. 

Kami berjalan masuk. Mulai dari kolam utama. 
Aku berjalan di sebelahnya, tidak lagi mengapit lengan. Kami hanya bergandengan tangan dan berjalan santai seperti pasangan lain. 

Jelas badanku lebih terekspos. 

Berjalan naik turun tangga, dan permukaan yang tidak rata.

Payudaraku bergoyang hebat karna aku pake bra tipis tanpa busa tanpa kawat. Maksud hati tidak ingin mengulang kejadian di superindo yang membuat payudara tegak dan terlihat lebih besar. 

Tapi celakanya aku tetap salah memilih. Alih alih mengurangi perhatian, yang ini malah lebih menarik perhatian. 
Tapi aku mencoba cuek untuk tidak terlalu mempedulikan sekitar. Bahkan aku mulai mencari siapa saja yang mencuri pandang atau terang terangan melihat. Dan aku mengamati ekspresi muka setelah melihat.

Meliahat aku biasa saja, dia mulai bertanya.
"Kamu udah bisa menikmati?" 

"Menikmati yang seperti apa?" Tanyaku

"Ya menikmati penampilanmu dan cara orang mengagumimu." Jawabnya.

"Mengagumi apanya? Aku malah ngerasa murahan disini." Jawabku kesal.

Tapi memang benar, ada rasa malu, tapi disisi lain aku mulai menikmati, dan ekspresi orang orang yang melihat itu entah apa. Aku belum bisa mengartikan. Setidaknya aku aman bersama dia. 

"Kalo kamu kesal dengan laki laki mata keranjang, disini km bisa menyiksa dia. Bisa ngerjain dia. Nanti kalo kamu sudah tau sensasinya kamu akan senang." 

Penjelasan yang tak masuk akal menurutku. 

3 komentar:

  1. Di daerahku juga banyak yang mengekspost lekuk tubuhnya

    BalasHapus
  2. Emang bener sih ga Tau kenapa ngeliat cwe yg berjilbab terus keliatan lekukannya lebih bikin sange drpd yg buka²an

    BalasHapus