Kami masuk di gang kecil menuju lingkaran bawah tanah. Bagi yang sudah pernah ke tamansari pasti tau lingkaran ini.
Saat
itu tidak terlalu ramai tapi ada beberapa anak muda dengan pasangannya.
Saat aku capek berjalan, aku berhanti dan duduk di jendela besar yang
ada di situ.
Dia tidak ikutan duduk, cuma berdiri di hadapanku.
Posisi kami sejajar. Membetulkan jilbabku yang sedikit berantakan karna
tiupan angin.
Aku berharap dia menyudahi siksaan ini. Ternyata aku salah.
Benar
dia merapihkan jilbab yang aku pakai tapi tidak di turunkan. Malah
sedikit lebih ke atas. Lalu dia menarik ujung bawah tengtopku sehingga
bagian dada semakin lebar terbuka.
"Malu ah, jangan lebar-lebar!!" Aku kesal.
"Kalo
orang melihat kamu seperti ini, lalu dia horny, penasaran sama kamu.
Itu akan menyiksa dia. Dia akan membayangkan kamu sampai pulang.
Berandai andai dengan kamu. Ya kalo dia punya pasangan. Bisa di
lampiaskan dengan pasangannya. Kalau enggak, dia akan tersiksa. Kentang.
Dan entah cari pelarian kemana. Onani mungkin."
Penjelasan dia kali ini menjawab kebingunganku tentang kentang dan ngerjain.
Benar juga kata dia. Ternyata semudah ini ngerjain laki-laki mata keranjang.
Setelah
itu aku malah mencoba sedikit bertingkah sensual. Jalan ala kadarnya.
Bahkan kadang sengaja aku goyang atau hentakan langkahku yang sebenarnya
itu tidak perlu. Apa lagi jika berpapasan dengan rombongan laki- laki
atau berpasangan.
Hmmmm..
Masih deg degan. Malu. Tapi penasaran. Dan itu campur aduk.
Obrolan
kami berlanjut hingga dinding besar yang ada di sebelah utara. sebelum
trowongan untuk menuju pulang. Seru sekali melihat setiap laki laki yang
berpapasan. Mereka terbelalak, bengong, atau ada yang malu-malu tidak
melihat. Setelahnya berbisik kepada temannya.
Ahh ini menyenangkan.
Bahkan
aku sudah mulai nyaman dengan seperti ini, mulai cuek lebih tepatnya.
Bahkan aku mulai sengaja menggoda saat ada segerombolan anak sekolah
dengan teman temannya. aku berjalan manja, menggandeng, memeluk,
bercanda. Seolah tidak mempedulikan mereka.
Kami ngobrol diatas
batu besar diantara dinding tinggi dan membelakangi keramaian. Dia duduk
di depanku. memandangiku erat, mengecup keningku. aku memejamkan mata.
Tidak peduli lagi dengan mereka, tidak lagi menyadari saat ini di tempat
umum, yang aku tau, aku nyaman bersama dia.
Tangannya mengusap pelipis kiriku, berlahan. Kemudian turun meremas payudaraku dari luar. aku memejamkan mata.
Sungguh
ini sensasi yang luar biasa. Baru kali ini aku merasakan bermesraan di
tempat terbuka dan kerumunan orang. Belum sempurna aku menikmatinya
tiba-tiba puntingku dihisap olehnya. Aku terkejut, kemudian membuka
mata. Sejak kapan dia menarik turun tengtopku? Tidak hanya satu, tapi
kedua payudaraku sudah menggantung bebas. Sebelah di hisap sebelah di
biarkan menggantung.
Aku kembali memejamkan mata, merasakan
semilir angin di semua arean terbuka, membelakangi keramaian yang entah
apa yang terjadi kalau gerombolan anak sekolah itu melihatnya. Kali ini
aku merasakan celanaku basah. hingga suara riuh anak sekolah terdengar
semakin keras dan mandekat. Aku membuka mata.
Dammm...
Dia
sudah tidak di depanku, tidak lagi bermain dengan payudaraku. Sementara
dua tiga anak sudah berada dekat denganku, diikuti beberapa temannya
laki dan perempuan. Sontak aku langsung membetulkan payudara masuk
kembali dalam tengtop. Beberapa dari mereka melihatku dengan senyum
senyum, sambil berbisik satu sama lain.
Apa
mereka melihat payudaraku terpampang? Berapa lama mereka berjalan ke
arahku? Apa saja yang mereka lihat? Apa presepsi mereka terhadapku?
Aaahhh...
Aku berkeringat, takut, debar semakin cepat. Rasa malu kembali muncul.
Aku
benar benar salah tingkah, sekarang aku sendirian sementara tak jauh
banyak gerombolan anak sekolah dan dari bawah banyak pendatang yang
lain. tadi aku cukup berani saat berjalan disamping dia, tapi sekarang
aku sendiri. Ternyata rasanya berbeda. Keberanianku tidak muncul.
Keseruanku hilang.
Ohh iya, dimana dia? aku berjalan jalan kecil
mencari. Mengintip diantara balik balik dinding besar. Sementara tatapan
orang semakin banyak dan semakin "menghakimi". Aku berjalan keluar
menuju parkiran, berharap kalai tidak bisa ketemu akan menunggunya di
parkiran. Belum lama aku berjalan dia menghampiriku dari belakang.
"Mau kemana? dicariin juga." Tanya dia yang kemudian berjalan di sebelahku.
"Lha kamu tadi kemana? Tiba tiba ngilang, aku di tinggal gitu aja. Banyak orang yang datang. Malu tau!!" Jawabku kesal.
"Ngapain
malu? kan dari tadi emang gitu, aku pikir kamu udah enjoy dengan orang
orang yang ngelihat. Tadi aku cuma ambil beberapa spot Foto disana."
Jawabnya datar sambil mendekap pundakku.
"Ya tapikan bisa bilang,
gak asal akunya di kelelerin. dibelakang kan banyak anak sekolah." aku
masih berjalan dan mengomel tanpa melihat kearahnya.
"Ya udah
maaf, kan juga gak di kelelerin, sebelum aku pergi juga ngerapiin baju
sama jilbabmu dulu, kamu masih merem, aku kira km menikmati udara dan
angin bertiup. Baru aku jalan ke bawah ambil foto. Ya udah yuk kita
pulang." dia merajuk.
What?? dia sebelum pergi merapikan baju dan
jilbabku saat aku masih terpejam. lalu kenapa saat aku membuka mata,
payudaraku masih diluar sebelah dan yang sebelah turun menjepit nenenku.
Apakah anak-anak sekolah itu?
Ahh aku bergidik.
Sepanjang
perjalanan pulang aku lebih sering melamun. Dia pun sudah jarang
mengobrol. Sesekali aku melihat tatanan kota jogja yang selalu padat,
menyaksikan hiruk pikuk aktifitas jalanan. Beberapa mengenakan pakaian
kerja dengan jaket polos maupun anak anak muda dengan jaket bergambar.
Tak
sedikit pula aku melihat beberapa cewek berpakaian sexy. Mengendarai
motor tanpa jaket. Ada yang menggunakan rok mini, celna pendek, baju
ketat, atau baju pendek yang terbilang sexy. Apa karna cuaca sore yang
tak terlalu terik? Pikirku.
Apa mungkin aku yang terlalu menutup diri? Mungkin aku harus mencuba lebih fleksibel dan menikmati kesenangan.
Kesenangan? Kesenangan apa?
Sesaat aku teringat kejadian demi kejadian yang baru saja aku alami. Yang berputar dalam ingatan secara jelas.
Sungguh. Aku ingin lekas pulang menyudahi semuanya. Berbaring relax dan terpejam.
Emmm. Aku menggigit bibir bawahku. Jantuku berdegup. Tak sadar lenguhanku mengeluarkan suara.
"Mau langsung pulang atau makan?" Tegurnya menyadarkan lamunanku.
"Aku belum lapar, tapi kalo mau makan jangan yang berat berat." Jawabku mencoba biasa aja.
Hingga
hampir sampai tempat kos pun tidak menemukan apa yang kami cari, dia
berhenti di rumah makan serba ayam krispi yang diambil dari nama kartun.
"Aku ke toilet sebentar." Pamitku saat dia memesan makanan.
"Entar aja sekalian." Jawabnya singkat.
"Aku mau benerin bra, sepertinya kaitnya lepas ketarik terlalu kencang sejak di tamansari tadi." Sergahku sambil berbisik.
membayangkan kalau jumpa
BalasHapusPengen bgt punya pasangan yg punya fetish exhibit tapi berjilbab bayanginnya aj udh brrr
BalasHapus